GuidePedia

0
Khawarij merupakan aliran teologi pertama yang muncul dalam dunia Islam. Aliran ini mulai timbul pada abad ke -1 H (abad ke 8 M) pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, khalifah terakhir dari al-khulafa ar-Rashidiin. Kemunculan sekte Khawarij merupakan keragaman pemahaman terhadap ajaran Islam, yang pada awalnya Khawarij adalah suatu sekte yang lahir karena pergolakan politik, pada masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib. Khawarij merupakan bentuk jamak dari khariij (orang yang keluar) adalah orang yang keluar dari barisan Ali bin Abi Tholib sebagai pada pembahasan sebelumnya. Ada juga yang mengatakan bahwa nama khawarij itu didasarkan atas surah an-Nisa’ ayat 100 yang pengertiannya “keluar dari rumah untuk berjuang di jalan Allah SWT. selain nama khawarij, ada beberapa nama yang diberikan kepada kelompok ini, antara lain: al-Muhakkimin, Syurah, Hururiyah, dan al-Mariqoh. Sejatinya mereka adalah kelompok yang dulu menentang Rasulullah Shalallau Alaihi Wassalam dan banyak yang terlibat membunuh Utsman dan sekarang mereka pergi dan memisahkan diri dari induk pasukan Ali. Beberapa orang yang lari pertama kali dapat didamaikan oleh Ali, akan tetapi pelarian yang kedua berakhir dengan pembunuhan besar-besaran terhadap pengikut mereka. Banyak orang dari kalangan Ali yang keluar dan bergabung dengan kelompok yang dipimpin Abdullah bin Wahab Ar-Rusibi. Yang menamakan dirinya Asy-Syuraat, yakni yang mempunyai sifat jelek, bermakna menjelekan diri mereka sendiri dengan mengharap keridhaan Allah SWT. Namun, tidak begitu lama setelah keluar dari kelompok Ali, mulai menunjukan cacat dalam ucapan maupun amaliahnya pandangan dan pemikiran mereka mulai menyimpang dari kebenaran. Takfir Adalah Biang Kekisruhan Konflik Dan Bid’ah Pertama Dalam Islam Mereka mengecam,mengkafirkan Ali, menjelekannya serta mengajukan protes terhadap kepemimpinan Ali maupun Usman bin Affan, serta mencela setiap orang yang tidak mau memusuhi Ali dan Orang-orang yang menyalahkan Usman sikap seperti hampir sama dengan Khawarij modern saat ini yang mereka akan mengkafirkan siapa saja dari kaum muslimin yang tidak mau mengkafirkan musuh-musuh mereka, didalam teologi mereka dikenal adalah ‘’Man Lam yukaffiru Kaffiran aw Syakka Kufruhu Fahuwa Kaffir’’ suatu kaidah yang diperuntukan kekufuran yang disepakati kekafirannya, bukan hasil takwil dan konklusi seperti kafirnya yang dikafirkan Allah ta’ala seperti Yahudi,Nashrani, dan Majusi tidak itu saja, bahkan ketika kita diam atau tidak mengkafirkan orang yang mereka tuduh kafir karana tidak sama sikapnya maka mereka pun dikafirkan , maka terjadilah rantai pengkafiran yang tidak semestinya ( dan kita bahas masalah ini di akhir buku ini insya allah). Menurut Syaikh Abu Mus’ab As-Suri Fakallahu Asrah mengatakan dalam dakwah Muqawamahnya bahwa akar aliran pemikiran ini adalah akibat kedangkalan ilmu, semangat yang membara,gesekan, sakit hati didalam penjara, karena kebodohan dan sebab-sebab diatas mereka berselisih pendapat dalam batasan-batasan pengkafirannya. Bahkan ketika melihat masyarakat terjerumus kepada kemaksiatan dan kerusakan sehinggah lahirlah aliran-aliran yang menganggap bahwa masyarakat saat ini adalah masyarakat Jahiliyyah, dan sebagaian dari mereka menuduh bahwa masyarakat telah mendukung terhadap penguasa, dan menuduh orang yang awam telah melakukan amalan yang terkena nawaqidhul iman (pembatal-pembatal keimanan) yang menyebabkan mereka menjadi murtad dan kafir. Demikian kami melihat fenomena aliran takfiri ini berkembang yang mana akarnya sama yaitu dangkalnya ilmu,semangat membara,lari dari realita, kebencian dan permusuhan yang tidak pada tempatnya menyebakan aliran ini berkembang dan tumbuh. Metodologi rasa kekecewaanlah yang menghasilkan aliran Kaum khawarij , mereka dahulunya adalah mayoritas suku badui Arab pendukung Ali Bin Abi Thalib yang tidak puas terhadap sikap kepemimpinannya yang menerima tahkim sebagai jalan penyelesaian persengketaan Muawiyah bin Abu sufyan mengenai masalah khalifah, waktu mereka tersita digunakan untuk berjuang mempertahankan hidup dari pada menimba ilmu pengetahuan akibatnya ajaran Islam yang tertuang dalam al-Qur’an dan hadits di fahami secara dangkal dan sempit ,mereka inilah yang berani melawan rasulullah,mereka inilah yang mendebat Ustman,mereka yang membunuhnya dan menghalalkan harta Ustman, mereka orang-orang yang mudah ditunggangi oleh musuh-musuh Islam, tangan-tangan kotor mereka digunakan musuh untuk membunuhi kaum muslimin, kaum inilah yang digambarkan oleh Nabi, Al-hafizh Abu Ya’la telah meriwayatkan dari Hudzaifah bin Yaman radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alayihi wa salam telah bersabda: “Sesunggunya di antara hal yang sangat aku khawatirkan atas diri kalian adalah seseorang yang membaca Al-Qur’an, sehingga apabila telah dilihat kegembiraannya dengan Al-Qur’an dan Islam telah menjadi syalnya, tiba-tiba ia terjerumus kepada hal yang dikehendaki oleh Allah (kesesatan, pent) maka ia pun meninggalkan Al-Qur’an dan mencampakkannya di belakang punggungnya. Ia menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya sebagai orang musyrik.” Hudzaifah bertanya, “Wahai nabi Allah, manakah di antara keduanya yang lebih dekat kepada kesyirikan; orang yang dituduh ataukah orang yang menuduh?” Beliau menjawab, “Justru orang yang menuduh.” Al-hafizh Ibnu Katsir menyebutkan riwayat ini dalam kitab tafsirnya saat menjelaskan firman Allah Ta’ala: “Dan bacakanlah kepada mereka berita tentang orang yang telah Kami karuniakan kepadanya ayat-ayat Kami, namun kemudian ia melepaskan diri dari ayat-ayat tersebut, maka setan pun menguntitnya sehingga ia termasuk golongan yang tersesat.” (QS. Al-A’raf [7]: 175) Beliau berkata : Sanadnya Shahih Perkembangan Kaum Khawarij Dari jaman ke jaman Pada Masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib Pada saat ini awal kaum khawarij muncul karena sebab yang telah dikemukakan di muka, tahun 658 khalifah harus berperang melawan kaum Khawarij di an-Nahrawan Ali mendatangi mereka, mereka melarikan diri ke arah al-Jirs perang pun berlanjut yang melibatkan 65.000 orang menewaskan 30.000 orang khawarij ini jelas terlihat jumlah kaum Khawarij yang lebih banyak tewas (M. Abdul Karim. Sejarah dan Peradaban Islam. (Yogyakarta: Pustaka Publisher, 2007) hlm.109 ) Muawiyah memanfaatkan momen ini dengan merebut Mesir dan Muawiyah berhasil dengan ini bertambahlah kekuatan muawiyah. Pemberontakan yang hebat dari Thalalah dan Zubair menyebabkan lemahnya kedudukan Ali, terjadi pula pemberontakan di Basra, Mesir dan Persia terutama kaum Khawarij sangat melemahkan kekuatannya dan terus menerus menyibukkannya, kaum Khawarij merencanakan untuk membunuh Ali, Muawiyah dan Amar (Syed Mahmudunasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991) hlm. 201 ) Pada saat Ali memasuki masjid untuk salat bertepatan pada 24 Januari 661 M ia di bunuh oleh Abdurrahman Ibn Muljam yang merupakan salah satu orang Khawarij, (M. Abdul Karim, Sejarah dan., hlm.109 ) maka berakhirlah pemerintahan khalifah Ali Bin Abu Thalib. Wilayah Islam sudah meluas, ketika itu ekspansi kekuasaannya dalam waktu tidak lebih dari setengah abad merupakan kemenagan menakjubkan yaitu baik ketimur, Persia, maupun ke barat, Mesir. Pada Masa Muawiyah Kaum khawarij lebih membenci muawiyah dari pada Ali, pemberontakan khawarij sambung menyambung dimasa ini Farwan Ibn Naufal a- Asyja’i yang pertama melakukan pemberontakan (Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1982) hlm. 322 )ia telah mendurhakai kepada Ali dan al-Hasan bersama kaum khawarij Syahr Zur, kaum khawarij berhasil mengalakan muawiyah namun muawiyah menyeru kepada penduduk Kufah untuk memerangi kaum khawarij hingga kaum khawarij dapat dikalahkan. Kekalahan kedua belah pihak tidak membuat tekad dan semagat kaum khawarij surut untuk mempertahankan keyakinan mereka sebagai pihak yang benar. Pada tahun 53 H Muawiyah menyatukan daerah Kufah kedalam pemerintahan Yazid, pada masa ini pemberontak banyak yang di penjara dalam keadaan tangan terpotong kondisi ini membuat kaum khawarij menjadi lemah, namun pada tahun 58 H kaum khawarij kembali memberontak tetapi Ziyad berhasil membunuh sebagian besar dari kaum khawarij. Ziyad berhasil membunuh Urwah marahlah saudaranya Abu Bilal dan kemenangan di tangannya hanya saja kemenangan tersebut tidak berjalan lama karena Yazid berhasil membunuh Abu Billah dalam peperangan yang sedang terjadi pada tahun 61 H. Pada Masa Abdul Malik Ketika Ziyad mengambil sikap tegas kepada kaum Khawarij di Irak membuat mereka terpojok, ketika kaum Khawarij mengetahui Abdullah bin Zubair berpihak dengan mereka, kaum ini bersedia berperang dengan penduduk Syam. Ketika kaum khawarij mengetahui Ibnu az Zubair tidak sejalan dengan pendapat mereka maka merekapun meninggalkan Mekkah : Nafi al Azraq, Abdullah bin Asr Shafar, Abdullah bin iyadh dan Hanzhalah bin Bahis mereka menuju ke Basrah. Ketika Nafi al Azrq memasuki Basrah ia dengan sahabatnya kembali membicarakan Jihad. Saat Nafi tiba di al-Ahwaz berkuasa di sana, peperangan orang Amawi dengan kaum Khawarij merupakan perang sangat menentukan hingga pada kekalahan, kekalahan di derita oleh penduduk Bashrah tahun 65H. Puncaknya perang kaum khawarij dengan penduduk Basrah di bawah al-Mulahhab bin Abu Shafrah bersama al-Ahnaf kaum khawarij menderita kekalahan dan pemimpin mereka terbunuh sehingga mereka mundur ke Kirman dan Asfahan. Adanya peluang bagi kaum khawarij untuk bergerak di bawah tanah banyak anak-anak dan wanita yang di bunuh serta memungut pajak. Qathari Bin al- Fujaah ialah pemimpin khawarij pada saat ini peperangan berpuncak diantara mereka selama delapan bulan. Al Hajjaj diangkat menjadi gubernur, ia juga memerangi kaum khawarij dengan meminta bantuan pasukan tentara dari penduduk Syam sebanyak 6000 pasukan yang di pimpin Abdul Malik, dan membuat kaum khawarij terpaksa harus menyebrang jembatan yang terletak di atas sungai tigris hingga mereka terjatuh di jembatan. Pada Masa Umar bin Abdul Aziz Muncul di Iraq seorang khawarij dari Bani Yasykur keluar untuk melakukan pemberontakan tetapi Umar sebagai pecinta persatuan atau perdamaian menghadapi kaum khawarij tidak dengan cara keras tetapi dengan cara dialog ia melakukan hal ini untuk menghilangkan perbedaan antara dua kelompok dengan cara mengungkapkan dalil yang diyakini.( masalah ini sudah kami tuangkan dalam tuliisan pertama kami dengan judul Kesesatan Manhaj Aman Abdurahman ) Ini semua membuahkan hasil sangat positif sehinga salah seorang dari utusan kaum khawarij ini bersaksi bahwa umar benar. Seusai itu salah satu diantarra keduanya kembali kepada Syaudzab dan para pengikutnya untuk menelaah hasil dialog.( Ibrahim Hasan, Sejarah ., hlm.202) Banu Umayyah merasa khawatir bahwa jika umar memecat yazid mereka lalu meracuninya sehingga umar meninggal (Syalabi, Sejarah .hlm. 330) pada tanggal 25 Rajab tahun 101 H. Akhir Pemberontakan Khawarij Daulat Amawiyah Abu Hamzah al-Khariji Sepeninggalnya Adh Dhahhak kaum Khawarij belum mereda karena muncul lagi pemimpin yang baru Abu Hamzah al-Khariji. Pada tahun 129 H Abu Hamzah keluar menuju Mekkah bersama 700 tentara dari pihak Abdullah Bin Yahya dan gubernur Mekkah mengajukan perdamaian hingga musim haji selesai, usai musim haji menginstruksikan kepada Abdul Aziz bin Abdullah untuk memerangi Abu Hamzah, fihak Abu hamzah pun mengangkat senjata berhasil membunuh sebagian besar dari mereka, Abu Hamzah memasuki Madinah pada bulan Syafar tahun 130 H Abu Hamzah kembali melakukan penyerangan bertempat di Wadi al-Quran sehingga meletusnya perang dalam pertempuran ini Abu Hamzah bersama pasukannya mati terbunuh. Marwan berhasil mengalahkan Abdullah bin Yahya bersama pengikutnya mati terbunuh pemberontakan yang di pimpin oleh Abu Hamzah adalah pemberontakan terakhir yang di lakukan kaum Khawarij yang selalu berusaha melakukan pemberontakan untuk mengubah sistem pemerintahan namun mereka tidak berhasil (Hasan Ibrahim Hasan Sejarah ., hlm. 206) Dari kisah dan sejarah di atas ada yang bisa ambil Hikmah dan Ibrah nya di antaranya bahwa para pendahulu kita dalam menyelesaikan pemberontakan militan khawarij adalah dengan senjata, bahkan rasulullah memberikan pahala yang sangat besar dan memberikan kabar gembira dengan ‘’beruntunglah oarang yang terbunuh oleh mereka dan membunuh mereka ‘’.( hadist ) akar mereka adalah karena salah takwil dalam memahami Nash Al-Qur’an dan mereka terus dalam setiap zaman dengan membawa fitnah bagi kaum muslimin, dan semoga kita terjaga dari fitnah kejahatan mereka dan kita memohonkan keselamatan dari tipu daya mereka, amin. waallahu ‘alam.

Post a Comment

Emoticon
:) :)) ;(( :-) =)) ;( ;-( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.

 
Top